Jelang Pilpres 2024, ada isu yang menarik dan juga penting untuk diantisipasi adalah maraknya penyebaran informasi atau disinformasi dan buzzer.
Hal ini disampaikan langsung oleh Ketua DPD (Dewan Perwakilan Daerah) RI La Nyalla Mattalitti, pada Sidang Tahunan MPR, Sidang Bersama DPR dan DPD Tahun 2023.
La Nyalla mengatakan elektabilitas bisa digiring melalui angka-angka, yang kemudian disebarluaskan oleh para buzzer di media sosial. Hal ini, kata dia, lantas akan menimbulkan narasi saling hujat atau puja-puji buta.
“Dan pada akhirnya, rakyat pemilih disodori oleh realita yang dibentuk sedemikian rupa,” ujarnya di Gedung Nusantara, Rabu (16/8/2023).
“Indonesia punya pekerjaan yang lebih besar, lebih penting dan lebih mendesak, daripada kita disibukkan oleh hiruk-pikuk dan biaya mahal demokrasi ala Barat,” ia menambahkan.
Lebih lanjut, La Nyalla mengatakan Indonesia harus menyiapkan diri menyongsong tahun keemasan, yakni menghadapi ledakan demografi penduduk usia produktif.
Sebagai informasi, kekhawatiran pemerintah soal buzzer dan disinformasi jelang Pilpres sebelumnya juga pernah dikemukakan Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menkopolhukan) RI Mahfud MD.
Ia mengatakan pemerintah sudah menyiapkan berbagai langkah mitigasi untuk melawan hoaks. Salah satunya, karena maraknya teknologi kecerdasan buatan (AI) yang turut mempermudah penyebaran hoaks.
Jika membutuhkan jasa buzzer atau layanan seputar sosmed bisa kunjungi :