Nama buzzer tentu tidak asing bagi para peselancar media sosial, isu – isu besar dan juga viral pun sering dikaitkan dengan keberadaan buzzer. Sebenarnya, siapa dan apa sih buzzer itu? Singkatnya buzzer adalah seseorang yang dibayar untuk membawa sebuah informasi untuk disebar luaskan di media sosial.
Buzzer ini biasanya digunakan untuk banyak hal, seperti promosi produk, kasus hukum, hingga kepentingan politik. Namun ada lagi yang kita kenal dengan influencer. Perbedaan antara keduanya akan kita bahas di bawah.
Selain itu, kita akan bahas mengenai fungsi buzzer dan berapakah penghasilan buzzer di Indonesia maupun luar negeri. Simak penjelasannya di bawah ini.
Pengertian Buzzer
Buzzer berasal dari kata “buzz” dalam bahasa Inggris. Dikutip dari Collins Dictionary, buzz berarti sesuatu yang berdengung, mengeluarkan suara yang panjang dan terus menerus, seperti suara lebah ketika terbang.
Bisa diartikan bahwa buzzer adalah orang atau kelompok yang mendengungkan suatu informasi secara terus menerus agar tersebar secara luas. Di zaman ini, buzzer menjadi sebuah industri jasa dengan menggunakan media sosial sebagai alat menyebarkan informasi.
Buzzer berkembang seiring tumbuhnya media sosial. Media sosial yang semakin berperan dalam menentukan opini publik, dimanfaatkan oleh buzzer sebagai ladang bisnis.
Fungsi Buzzer untuk Promosi dan Politik
Setidaknya ada dua fungsi buzzer yang biasa dimanfaatkan jasanya:
Promosi Bisnis
Dilansir dari jurnal berjudul Fenomena Industri Buzzer di Indonesia: Sebuah Kajian Ekonomi Politik Media di Universitas Indonesia Jakarta, buzzer pada awalnya berasal dari istilah buzz marketing.
Artinya, fungsi awal buzzer memang sebagai strategi marketing agar suatu produk bisa dengan cepat dikenal oleh masyarakat.
Kepentingan Politik
Dilansir dari ugm.ac.id, istilah buzzer pun lama kelamaan bergeser untuk kepentingan politik. Di Indonesia, buzzer untuk kepentingan politik ini disinyalir mulai bangkit saat Pilkada DKI Jakarta 2012.
Berkaitan dengan fungsi politik, buzzer ini bisa dibayar dan bisa juga tidak. Sebab ada jaringan pendukung calon tertentu yang secara sukarela menjadi buzzer untuk menyebarkan suatu informasi.
Tak hanya di Indonesia, buzzer politik juga dipakai di Amerika Serikat. Mereka dibayar untuk melakukan kampanye politik. Disebutkan bahwa kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden Amerika Serikat tahun 2016 didukung oleh keberadaan buzzer politik.
Berapa Penghasilan Buzzer?
Tak heran jika buzzer semakin berkembang, sebab penghasilannya juga cukup menggiurkan, terutama bagi para pemimpin tim. Besarannya berbeda-beda tergantung isu yang ingin dihembuskan. Bayarannya bisa per bulan maupun per proyek.
Detikcom pernah mewawancarai seorang buzzer pada 2019. Dia mengatakan pendapatan per proyek bisa mencapai Rp 50 juta hingga Rp 100 juta.
Jumlah tersebut masih dibagi untuk tim dengan besaran yang berbeda-beda. Yang paling rendah, gajinya sesuai Upah Minimum Regional (UMR).
Sedangkan di luar negeri, jumlah bayarannya lebih besar lagi. Dilansir dari situs SimplyHired, gaji terendah seorang buzzer profesional bisa mencapai mencapai US$ 32.319 per tahun atau sekitar Rp 425,4 juta jika dihitung dengan kurs Rp 14.000/US$.
Sementara gaji paling besar bisa mencapai US$ 71.691 per tahun atau sekitar Rp 1 miliar per tahun jika dihitung dengan kurs Rp 14.000/US$.
Dalam sebuah tim buzzer, terkadang terdapat Key Opinion Leader (KOL) yang direkrut. KOL ini sudah memiliki pengikut yang besar dan opininya bisa berpengaruh luas.
Setelah KOL memulai dengan opininya, tim buzzer yang lain mengamplifikasi sehingga menjadi viral dan mempengaruhi opini publik.
Beda Buzzer dengan Influencer
Dirangkum dari wawancara detikcom dengan analis media sosial Drone Emprit and Kernels Indonesia, Ismail Fahmi pada tahun 2020, berikut ini perbedaan buzzer dengan influencer.
Anonim Vs Public Figure
Buzzer biasanya tidak dikenal, anonim, atau bahkan menggunakan robot, yang penting dapat mengamplifikasi suatu informasi secara luas dan terus menerus.
Isu yang dibawa biasanya sudah ada, kemudian tugas buzzer adalah membuat opini publik ikut mendukung atau melawan isu yang berkembang itu.
Sedangkan influencer adalah public figure, artis, selebgram, atau orang yang memiliki banyak pengikut di media sosial. Isu yang dibawa biasanya adalah hal baru, misalnya produk baru yang ingin dikenalkan kepada orang banyak.
Sumber Penghasilan
Buzzer menjadikan jasanya sebagai sumber penghasilan utama. Pekerjaan mereka memang membuat sebuah informasi agar bisa menjadi viral berdasarkan pesanan orang yang berkepentingan.
Sementara influencer biasanya memiliki pekerjaan lain dan mereka terkenal karena pekerjaan itu, misalnya artis, koki, atau atlet. Mereka tidak bergantung pada jasa endorse di media sosial.
Ukuran Keberhasilan
Tujuan buzzer adalah membuat opini publik agar sesuai dengan keinginan pengguna jasa buzzer. Jadi buzzer bertanggung jawab atas keberhasilan atau kegagalan suatu isu yang diviralkan.
Sementara influencer hanya bertugas membawa suatu informasi baru dan dilakukan hanya sekali. Misalnya jasa mereka digunakan untuk promosi produk, maka influencer tidak bertanggung jawab apakah produk tersebut menjadi viral atau tidak.
Nah, itulah tadi telah kita ketahui bahwa buzzer adalah orang yang biasanya dibayar untuk membawa suatu informasi agar meluas di media sosial sehingga mempengaruhi opini publik.
Telah kita ketahui pula fungsi buzzer, gaji, dan perbedaannya dengan influencer. Semoga bermanfaat ya.
Jika membutuhkan jasa buzzer atau layanan seputar sosmed bisa kunjungi :