Ayyi Achmad Hidayah selaku Financial Expert CNBC Indonesia memiliki pandangan terhadap peran influencer dan buzzer dalam mengkampanyekan suatu produk atau program. Peran Buzzer sendiri memiliki tugas atau tujuan yang berbeda-beda, tidak hanya mengkampanyekan suatu produk atau program, buzzer juga ada yang bertujuan untuk menyerang lawan politik dan bahkan bisnis tertentu.
Menanggapi Ayyi, Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi melihat besarnya peran buzzer di media sosial dalam pemilu 2024 sudah sangat panas terjadi hingga detik ini. Yang diharapkan dari para influencer maupun buzzer baik paslon maupun partai politik dapat lebih bijak dan menjauhi kalimat kampanye hitam karena hal tersebut sangat tidak beretika.
“Mulai dari tahun 2021, volume bisnis buzzer saja sudah terhitung sangat banyak dan kemungkinan di tahun 2024 akan meningkat sebesar tiga kali lipat,” kata Ayyi.
Menurut Ayyi, peran penggunaan jasa Buzzer dalam membantu mempromosikan dan mengkampanyekan bisnis, produk, projek dan program sangat luar biasa sekali.
“Menurut saya ya tidak ada salahnya, karena memang itu juga termasuk teknik marketing dari si penyewa tim buzzer. Dan menurut saya sah-sah saja,” tambah Ayyi
Heru Sutadi menanggapi tentang jasa penyewaan tim buzzer untuk teknik marketing produk dan bisnis secara positif. Tetapi beliau mengingatkan dan menggaris bawahi, hal yang harus sangat dijauhi dari tim buzzer adalah melakukan kampanye hitam.
“Saya setuju jika jasa tim buzzer mengkampanyekan hal – hal positif ke media sosial, seperti mana biasanya kita memberikan kalimat-kalimat atau postingan yang positif terhadap salah satu pasangan politik, itu sah-sah saja. Yang membuat saya geram adalah cara dari beberapa oknum nakal yang menggunakan jasa buzzer untuk melakukan kampanye hitam, dimana sejumlah orang merendahkan dan menyerang pasangan politik lainnya,” Jelas Heru.