Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja sorot akun-akun medsos (media sosial) milik buzzer yang saling serang dan bikin gaduh saat pemilihan umum (pemilu). Bagja menyebut akun – akun tersebut harus diawasi Bersama.
Awalnya, Bagja bercerita tentang akun media sosial milik peserta pemilu. Bawaslu hanya mengawasi akun medsos milik peserta pemilihan umum.
“Kemudian sebagaimana di media sosial, area ini dianggap tak bertuan lah, karenanya perlu pengawasan untuk medsos punya peserta pemilihan umum,” kata Bagja saat diskusi di Kantor Dewan Pers, Jakarta Pusat, Rabu (9/8/2023).
Bagja pun meyakini jika akun media sosial milik peserta Pemilu tidak akan saling serang. Dia mengambil contoh saat pemilu 2019, tidak ada akun dari peserta pemilu yang menyerang satu sama lain.
“Saya yakin medsos punya peserta pemilihan umum tidak akan menyerang peserta lain, hampir,” katanya.
“2019, lima akun medsos (tiap peserta), itu tidak ada yang kemudian menyerang. Sekarang 10 apa 20 medsos diperbolehkan untuk peserta Pemilu, saya yakin ini nggak ada masalah,” sambung dia.
Namun, menurut dia yang menjadi pekerjaan rumah (PR) ialah mengawasi akun media sosial di luar milik peserta pemilihan umum dan Buzzer. Sebab, kata dia, akun-akun itu lebih berpotensi untuk saling serang.
“Namun, yang masalah adalah medsos di luar peserta pemilihan umum. Buzzer dan kawan-kawan, ini juga harus kita batasi,” jelasnya.
Jika membutuhkan jasa buzzer atau layanan seputar sosmed bisa kunjungi :